Selasa, 02 Oktober 2012

KWASIORKOR



KWASIORKOR

Pelajaran : TUMBANG

Guru Pengajar : Desi Nur Aini

Nama Siswa : Aprilia nurul kartika sari (05)

NIS : 048/048.076

Kelas : (XI)


n Definisi
Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi.
  Etiologi
Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang berlansung kronis.
Faktor yang dapat menyebabkan hal tersbut diatas antara lain:

  1. Pola makan
  2. Faktor sosial
  3. Faktor ekonomi
  4. Faktor infeksi dan penyakit lain
  5. Gagal untuk menambah berat badan
  6. Pertumbuhan linear terhenti
  7. Edema gerenal (muka sembab, punggung kaki, perut yang membuncit)
  8. Diare yang tidak membaik
  9. Dermatitis, perubahan pigmen kulit (deskuamasi dan vitiligo).
  10. Perubahan warna rambut menjadi kemerahan dan mudah dicabut.
  11. Penurunan masa otot
  12. Perubahan mental seperti lethargia, iritabilitas dan apatis dapat terjadi.
  13. Perubahan lain yang dapat terjadi adala perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia.
  14. Pada keadaan berat/ akhir (final stages) dapat mengakibatkan shock, coma dan berakhir dengan kematian.
  15. Anak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk terkena infeksi dikarenakan lemahnya sistem imun.
  16. Tinggi maksimal dan kemampuan potensial untuk tumbuh tidak akan pernah dapat dicapai oleh anak dengan riwayat kwashiorkor.
  17. Bukti secara statistik mengemukakan bahwa kwashiorkor yang terjadi pada awal kehidupan (bayi dan anak-anak) dapat menurunkan IQ secara permanen.
  18. Mengendalikan penyakit-penyakit infeksi, khususnya diare:
  19. Memperkecil dampak penyakit-penyakit infeksi terutama diare di wilayah yang sanitasi lingkungannya belum baik. Diarhea merupakan penyakit endemo-epidemik yang menjadi salah satu penyebab bagi malnutrisi. Dehidrasi awal dan re-feeding secepat mungkin merupakan pencegahan untuk menghindari bayi malnutrisi/KEP.
  20. Deteksi dini dan manajemen KEP awal/ringan:
  21. Memelihara status gizi anak
Gejala Klinis
Tanda atau gejala yang dapat dilihat pada anak dengan Malnutrisi protein berat-Kwashiorkor, antara lain:

  Komplikasi
  PENCEGAHAN KEP
 -    Sanitasi : personal, lingkungan terutama makanan dan peralatannya.
 -    Pendidikan : Dasar, Kesehatan dan Gizi.
 -    Program Imunisasi.
 -    Pencegahan penyakit yang erat dengan lingkungan, seperti TBC, nyamuk (malaria, DHF), parasit (cacing).
 -    Memonitor tumbuh kembang dan status gizi Balita secara kontinyu, misalnya dengan tolok ukur KMS.
 -    Perhatian khusus untuk faktor “risiko tinggi” yang akan berpengaruh kelangsungan status gizi (antara lain: kemiskinan, ketidak tahuan, adanya penyakit infeksi).
 -    Dimulai sejak dalam kandungan, ibu hamil dengan gizi yang baik diharapkan akan melahirkan bayi dengan status gizi yang baik pula.
-    Setelah lahir segera diberi ASI eksklusif sampai usia 4 atau 6 bulan.
 -    Pemberian makanan pendamping ASI (weaning food) bergizi, mulai usia 4 atau 6 bulan secara bertahap sampai anak dapat menerima menu lengkap keluarga.
-    Memperpanjang masa menyusui (prolong lactation) selama ibu dan bayi menghendaki.






MARASMUS


MARASMUS

  Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori protein.
  Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi karena:
  1. Diet yang tidak cukup
  2. Kebiasaan makan yang tidak tepat seperti yang hubungan dengan orangtua-anak terganggu
  3. Karena kelainan metabolik
  4. Malformasi kongenital.
PATOFISIOLOGI                                                                        
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. (Arisman, 2004:92). Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selam puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi seteah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh.

  PENATALAKSANAAN
1.       Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kualitas biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
  1.   Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
  2.   Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare berat.
  3.   Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan, pengkajian   antropometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil laboratorium, timbang berat badan, kaji tanda-tanda vital.